Impostor

Rokok itu begitu gelisah, Dia diam, dan terbelenggu, Tak bisa bergerak, Seorang pun datang menemuinya, Dia adalah sang Maha Bijak, Memahami segala  bentuk kerinduan, Termasuk kerinduan sang rokok, Dia membakarnya, Kini sang rokok menari, Dalam api cinta, Yang diberkahi dari Sang Bijak, Belenggu kini pergi, Perlahan membakarnya, Menjadi menjadi gas bebas, Terus bernyanyi, tek tek tek.

Apa yang salah dengan langit Cerah Apa yang salah dengan langit Mendung, Apa yang salah dengan langit Tanpa Hujan, Apa yang salah dengan langit dengan Hujan, Batu ada selalu disana, Berharap akan lapuk, Tererosi dengan panas, Dan hujan lebat, dan mungkin akan berubah, Berubah menjadi apa-pun itu, entah bahan bangunan atau apapun. Tapi harapan tak selalu, Berwujud atau menjadi, Batu tetap disana, Mungkin dia bahagia, Dengan tetap seperti itu, Atau sudah kehilangan cara, Untuk menjadi yang lain. Atau ingin hidup seribu satu tahun lagi,