Setengah-setengah
Setengah-setengah, mungkin ini faktor kegagalan tugas akhir yang paling dominan dalam proyek tugas akhir saya. Sepertinya saya kurang belajar dari banyak kegagalan sebelumnya, bahwa setengah-setengah bisa berarti fatal, dan terbukti tugas akhir hanya berasa untuk memenuhi syarat kelulusan, dan itu memang sebenarnya kurang pantas untuk waktu yang cukup lama saya habiskan untuk mendedikasikan diri saya pada tugas akhir ini.
Mungkin saya harus lebih belajar dari Jokowi yang belajar dari kegagalan Proyek Hambalang yang mungkin sebenernya selesai secara setengah-setengah itu. Memang Presiden Jokowi dikritik oleh presiden sebelumnya atas penggunakan dana yang terlalu besar dalam proses pembangunan proyek pemenerintah seperti 30 proyek infrastruktur yang dia jalankan. Tapi mungkin Presiden Jokowi tidak mau melakukan kesalahan pendahulunya untuk tidak bersikap setengah-setengah.
Walau menyedot banyak dana setidaknya hal tersebut menjadi infrastruktur yang materialistik, jadi tidak terlalu dikeluhkan. Walaupun sebenarnya kasus Freeport juga cukup memukul beliau karena juga terlihat setengah-setengah karena saham yang dimiliki mendekati setengah yaitu 51 persen, tapi memang tidak ada manusia sempurna. Setidaknya Jokowi sudah menunjukan komitmennya untuk “rock and roll” dalam pembangunan ifrastruktur.
Saya mengakui memang butuh pengalaman yang matang untuk tidak setengah-setengah, mengingat hal itu juga tidak mudah apalagi dana yang terbatas dan banyak hal yang sebenarnya memberikan kesadaran untuk menyelesaikan seuatu proyek secara total. Proyek memang bernilai, tapi terkadang nilai banyak hal yang membuat kita melakukan pertimbangan hingga kita memang memerlukan sikap tegas dalam pengambilan keputusan, apalagi kritik terkadang sangat meyakinkan dan berteriak lebih keras dari progres yang diharapkan dari proyek itu. Dan saya mengakui bahwa menjadi presiden memang tidak mudah.
Bukan hanya keberhasilan proyek infrastruktur akan menimbulkan kemungkinan pergerakan ekonomi menjadi lebih positif, baik dalam peningkatan GDP ataupun nanti dalam proses penurunan hutang negara. Keberhasilan Jokowi juga memberikan pelajaran kepada penerus nanti untuk tidak setengah hati dalam menjalanakan tanggung jawabnya, dan seharusnya saya belajar dari sana. Karena kegagalan mungkin akan berdampak pada pendidikan generasi penerus untuk mentoleransi sikap setengah hati pada penjalanan tanggung jawab yang nanti akan generasi penerus bebani. Terima kasih Jokowi.
Tentang korupsi, mungkin muncul dari sikap setengah hati menjalakan tanggung jawab pada pekerjaan. Setidaknya jika kita selalu menyalahkan orang lain yang korupsi karena melakukan tindakan untuk kepentingan pribadi, saya fikir kalimat itu kurang jujur, karena jika kita bahkan tidak melakukan tindakan untuk kepentingan pribadi, diri kita tidak akan hidup lalu apakah negara ini harus dipimpin oleh orang mati?
Mungkin saya harus lebih belajar dari Jokowi yang belajar dari kegagalan Proyek Hambalang yang mungkin sebenernya selesai secara setengah-setengah itu. Memang Presiden Jokowi dikritik oleh presiden sebelumnya atas penggunakan dana yang terlalu besar dalam proses pembangunan proyek pemenerintah seperti 30 proyek infrastruktur yang dia jalankan. Tapi mungkin Presiden Jokowi tidak mau melakukan kesalahan pendahulunya untuk tidak bersikap setengah-setengah.
Walau menyedot banyak dana setidaknya hal tersebut menjadi infrastruktur yang materialistik, jadi tidak terlalu dikeluhkan. Walaupun sebenarnya kasus Freeport juga cukup memukul beliau karena juga terlihat setengah-setengah karena saham yang dimiliki mendekati setengah yaitu 51 persen, tapi memang tidak ada manusia sempurna. Setidaknya Jokowi sudah menunjukan komitmennya untuk “rock and roll” dalam pembangunan ifrastruktur.
Saya mengakui memang butuh pengalaman yang matang untuk tidak setengah-setengah, mengingat hal itu juga tidak mudah apalagi dana yang terbatas dan banyak hal yang sebenarnya memberikan kesadaran untuk menyelesaikan seuatu proyek secara total. Proyek memang bernilai, tapi terkadang nilai banyak hal yang membuat kita melakukan pertimbangan hingga kita memang memerlukan sikap tegas dalam pengambilan keputusan, apalagi kritik terkadang sangat meyakinkan dan berteriak lebih keras dari progres yang diharapkan dari proyek itu. Dan saya mengakui bahwa menjadi presiden memang tidak mudah.
Bukan hanya keberhasilan proyek infrastruktur akan menimbulkan kemungkinan pergerakan ekonomi menjadi lebih positif, baik dalam peningkatan GDP ataupun nanti dalam proses penurunan hutang negara. Keberhasilan Jokowi juga memberikan pelajaran kepada penerus nanti untuk tidak setengah hati dalam menjalanakan tanggung jawabnya, dan seharusnya saya belajar dari sana. Karena kegagalan mungkin akan berdampak pada pendidikan generasi penerus untuk mentoleransi sikap setengah hati pada penjalanan tanggung jawab yang nanti akan generasi penerus bebani. Terima kasih Jokowi.
Tentang korupsi, mungkin muncul dari sikap setengah hati menjalakan tanggung jawab pada pekerjaan. Setidaknya jika kita selalu menyalahkan orang lain yang korupsi karena melakukan tindakan untuk kepentingan pribadi, saya fikir kalimat itu kurang jujur, karena jika kita bahkan tidak melakukan tindakan untuk kepentingan pribadi, diri kita tidak akan hidup lalu apakah negara ini harus dipimpin oleh orang mati?
Comments
Post a Comment