Mencintai Kemiskinan
Shadi pergi ke
pemukiman kumuh, sebenarnya dia mencari barang murah disana. Kemudian
sesaat dia melihat mata kesedihan diantara orang-orang miskin disana,
wajah keputusasaan. Iyah, dia membayangkan dirinya menjadi mereka dan
dia tidak yakin untuk bisa hidup seperti mereka, kemudian dia terus
berjalan.
“Hmm”, sambil berfikir dia berjalan menuju toko tempat barang
murah tadi“Tak ada barang yang aku cari.”
Sebuah angkot datang dan kemudian dia menaikinya untuk kembali ke kosan dimana tempat dia berdomisili sekarang, di dalam angkot dia membayangkan menjadi seorang miskin yang tadi dia temui. Dia membayangkan beragam cara untuk mensejahterakan seluruh masyarakat di Indonesia.
“Tapi tak ada solusi, bahkan di luar negeripun pemandangan seperti ini juga bisa didapat.” Walau dia tidak pernah keluar negeri, bahkan naik pesawatpun dia tidak pernah lakukan.
“Hmm”, dia membayangkan sebagai pejabat dan mencari solusi.
“Tak ada solusi”, begitulah ungkapnya dalam dirinya. Hingga dia pun lelah.
“Ah, pusing mending mbayangin Disa sajah.” Karena capek berfikir dia lalu membayangkan Disa, wanita yang dia sukai. Tapi tiba-tiba dia terbayang tentang Disa yang akan menjadi seperti tadi. Kemudian tanpa ragu dia menjawab.
“Akan saya terima dengan sepenuh hati.”, dia menyadari bahwa untuk permasalahan itu dia harus menerima dengan sepenuh hati sebuah permasalahan.
Comments
Post a Comment