Bekerja dan Puasa


Puasa merupakan prosesi peribadatan yang paling suci, dia tidak makan tidak minum menahan hasrat untuk dipersembahkan kepada Tuhan, kata Achmad Baqir. Puasa merupakan salah satu methode penyucian, dia menahan segala keinginan untuk bisa dipersembahkan kepada Tuhan, sebagai bentuk kerinduan kepada Tuhan inilah yang membuat Tuhan akan membayar dengan diri-Nya sendiri sebagai balasan Cinta.
Bekerja seperti hal nya puasa, dia menangguhkan diri dari segenap hasrat untuk memeberikan pelayanan pada diri diluar diri kita, walaupun sebenernya sebagai salah satu untuk menyingkapkan diri kita melalui proses kita bereksistensi pada kehidupan, menyingkapkan berati mengintrepretasikan diri kita melalui apa yang kita ungkapkan. Puasa berarti diam, berada dalam kesunyian untuk menyingkapkan makna yang lebih transenden, seperti kalimat Rumi, “Diamlah agar dirimu bisa mendengar lebih banyak”.
Mungkin benar kata Marx, bahwa cara terbaik untuk mencintai hidup adalah dengan mencintai pekerjaan. Karena dalam pekerjaan kita dikekang egonya, dikekang dari prilaku-prilaku konsumptif untuk mencapai diri kita yang sesungguhnya. Kita mengejawantahkan diri kita kedalam bentuk yang lebih materialistik dengan cara bekerja, toh dalam Das Kapital Marx menyebutkan bahwa bekerja adalah proses merubah nilai menjadi komoditas, sesuatu yang merubah dari sesuatu yang transenden (dalam artian ini nilai) menjadi sebuah yang materialistik (dalam kasus ini komoditas) dan setiap komoditas nanti akan terepresentasikan dalam bentuk emas. Tapi bukan semata mata Marx ingin menjelaskan bahwa emas merupakan komponen terpenting dalam bekerja, kalau seperti itu maka Marx tidak akan menentang Kapitalisme, justru dia ingin mengkritik bahwa manusia telah melupakan pekerjaannya akibat emas. Hingga dia lupa untuk mengimani bahwa bekerja adalah proses merubah nilai menjadi komoditas.
Bekerja adalah sebuah ibadah, jika kita kaitkan dengan kerja seperti puasa, yang bukan sekedar untuk mencari emas, hal ini memang berarti beribadah. Sama seperti puasa yang mencoba untuk melepaskan ego, libido, prilaku konsumptif, puasa akan menyucikan para pekerja. Dalam bekerja yang diajukan oleh Marx, bekerja sebagai methode untuk bereksistensi pada kehidupan, akan melenyapkan ilusi-ilusi yang terbentuk dari libido (tabiat) manusia. Mengantarkan manusia untuk lebih tulus menjalani hidup, mengantarkan manusia untuk lebih mencintai hidup, dan mengantarkan manusia untuk bereksistensi pada kehidupan. Tapi memang ketulusan dalam bekerja inilah solusi terbaik untuk menjalani kehidupan dari apa yang dijelaskan oleh Marx, dan bekerja inilah yang mungkin menjadi dasar bagi para sosialis, karena bekerja sekalian melakukan hal untuk dirinya, tapi juga memeberikan pelayanan pada orang lain, walau secara kepuasan hal ini terepresentasi individu secara eksistensial. Sebuah methode untuk menghadapi keabsurdan dunia.
Hobi mungkin sering dianggap remeh orang-orang. Tapi tingkatan paling suci dari pekerjaan adalah ketika dia sampai untuk mencintai pekerjaannya, dan dalam kasus ini Hobi merupakan tingkatan tertinggi dari seorang pekerja, dia begitu mencintai pekerjaannya, dia tidak melihat emas dari apa yang akan dia hasilkan, tetapi dia merubah nilai yang transenden menjadi sesuatu yang materialistik, Hobi adalah kunci untuk mencintai pekerjaan, Herbert Mercuse. Karena mencintai adalah methode terbaik untuk mengafirmasi, Kierkegaard.
Kita sering lupa pada apa yang kita kerjakan, dan bentuk kelupaan akan pekerjaan ini terepresentasi pada gejolak kita tentang bertanya apakah benar apa yang kita kerjakan? Pertanyaan eksistensialis ini memberikan kita pemahaman tentang apa yang kita kerjakan, tapi juga salah satu represntasi dari kelupaan kita akan pekerjaan. Lupa pada pekerjaan adalah wajar, tapi delusi yang menunjuk pada uang, merupakan salah satu interpretasi libido kita yang belum teratasi dengan baik ketika kita bekerja.

Comments

Popular posts from this blog

Apolonian dan Dynosian Sekaligus

Install Driver WiFi

Privacy ADB GMS