Soren Abyee Kierkegaard vs Corona

Hari itu mungkin menjadi peristiwa eksistensialis bagi Soren Kierkegaard yang cukup berkesan. Bukan ketika lamaranya ditolak 2 kali oleh Regina Olsen, bukan juga permintaan dari Regina Olsen dan Bapaknya Regina Olsen yang justru meminta Soren Kierkegaard untuk menikahi Olsen. Waktu itu dia hanya menjawab, "Ada duri dalam daging", tapi dalam Either Or Kierkegaard mengkontemplasikannya dalam dilema yang rumit, dia menuliskan "Tidak menikah salah, menikah juga salah", hingga akhirnya dia pun menyimpulkan manusia memang dikutuk untuk salah,

Lalu bagaimana jika Soren Kierkegaard dihadapkan dengan Corona dan Ancaman PHK, dia hanya menyimpulkan bahwa, Kerja salah karena ada Corona, tapi tidak kerja juga salah karena dia tidak bisa hidup tanpa kerja, mungkin itu jawaban Kierkegaard.

Keimanan membutuhkan lompatan Spiritual, tapi sang eksisten lah yang bisa mengambil keputusan, terlepas dari refleksi yang pernah dialami sebagian orang. Kierkegaard memilih untuk menolak lamaran Regina Olsen, artinya dia menolak orang yang dia lamar 2 kali.

Lalu apa masalahnya? Bagi Kierkegaard, Cinta itu seperti korona, yang membuatnya rumit untuk memilih menikahi Regina Olsen atau tidak menikahi Regina Olsen. Dalam syairnya memang dia terlihat tidak bisa hidup tanpa Regina Olsen, tapi dalam tulisannya juga dia tidak bisa hidup dengan menikahi Regina Olsen.

Kali ini para pekerja sedang dihadapkan dengan kasus Soren Kierkegaard, Tapi lompatan seperti apa yang akan dia lakukan untuk bisa mengafirmasi dirinya? Tetap bekerja atau mencari solusi lain. Sayangya pilihan hanya dua bekerja dan tidak bekerja, sama seperti Soren Kierkegaard, menikah atau tidak. Atau mungkin ada pilihan diantara ya dan tidak itu, tapi kenyataanya tidak memilih pun dianggap tidak menikahi Olsen.

Mungkin terlalu tragis jika kita kaitkan corona dengan kisah cinta Kierkegaard-Olsen. Pada akhirnya-pun Kierkegaard sendiri menuliskan bahwa cintalah yang membangun dirinya, padahal dalam pilihan sulit itu dia seperti sudah mati langkah. Tapi dengan pilihan tanpa pilihan lain, itu membuatnya tidak bisa lari untuk tetap mencari cara. Setidaknya membuatnya terus mendalami tentang kutukan itu. Pada akhirnya cinta adalah kutukan ataupun rahmat sekalipun hanya sang Eksisten (yang mengalami) yang mampu untuk mengejawantahkannya. Kierkegaard semakin memahami tentang Cinta dan sekarang dia menjadi "Legend" dalam filsafat percintaan. Mungkin begitu juga korona.

Comments

Popular posts from this blog

Apolonian dan Dynosian Sekaligus

Install Driver WiFi

Privacy ADB GMS