Malin Kundang
Sepertinya aku mulai mengerti kenapa Gunawan Muhammad menyebut dirinya sebagai Malin Kundang. Setelah dipelajari lagi orang yang paling tahu akan kejadian krisis di Indonesia pasca Proklamasi adalah Gunawan Muhamad. Dari tahun 1965, tentang pertemuannya dengan Kakaknya Soe Hok Gie, Arief Budiman. Krisis tentang negara semasa orde baru, dan kepergiannya ke Perancis semasa pembantaian akan membuat Gunawan Muhammad menjadi salah satu tokoh saksi tentang kejadian G30SPKI.
Kejadian kejadian itu sepertinya tercantum dalam majalah tempo atau blognya di catatan pinggir. Iya jika saya sebagai Gunawan Muhammad pasti tidak akan melakukan apapun, karena Manikebu adalah Oposisi dari Lekra. Dan kali ini aku juga mulai menyadari keterkaitan antara Manikebu dan Soe Hok Gie. Soe Hok Gie tidak lah netral. Iya, dalam politik memang tidak pernah ada netral, karena netral sendiri adalah keberpihakan untuk tidak mendukung pilihan politik.
Wijaya Herlambang memang cukup memberikan kritik pada Freedom Institue. Aku belum mempelajari secara detail dengan Wijaya Herlambang, tapi gambarannya pada kekerasan pasca G30SPKI setidaknya menjelaskan bahwa kejadian itu juga merupakan perang Ideologi, setidaknya Pertikaian antara Manikebu dan Lekra juga berakhir.
Apakah dengan cara menghentikan Lekra maka Manikebu akan berjaya? Tanpa lawan mungkin akan susah jika menganggap dia berjaya. Tidak adanya kritik, bisa jadi berdampak negatif walaupun juga bisa tidak sih.
Tapi ada yang menherankan, jika perang itu sebuah perang antara kebudayaan yang menjunjung kebebasan, walaupun kebebasan yang ingin dibawa oleh ManiKebu dan Lekra itu berbeda. Manikebu kebebasan yang mirip dianut barat golongan kanan, sedangkan Lekra dari golongan Kiri. Mungkin ini juga yang membuat Gunawan Muhammad menganggap dirinya sebagai Malin Kundang.
Comments
Post a Comment