Engineering DR atau KM?
Saya setuju dengan pandangan Pak Suhartono, bahwa Engineering adalah ilmu tangan. Bukan sekedar ide yang diangkat sebagai masturbasi otak gaya Anti KM, memang secara metafisika saya kurang setuju dengan pandangan bahwa Keilmuan itu dinisbahkan pada kebutuhan masyarakat banyak saya lebih setuju bahwa Ilmu Tangan adalah alat kuasa, tapi secara sosio-ekonomi efektifitas maupun efisiensi dagang kurang relevan. Ilmu Tangan harusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat, mungkin itulah yang ingin disampakan Pak Suhartono, Ilmu Tangan itu untuk masyarakat.
Pandangan DR yang mencoba menggunakan maskulinitas dari Ilmu Tangan jelas cacat. Walaupun pada kondisi sekarang ini Ilmu Tangan dikuasai oleh Sang Tuan. Sayangnya awal dari kemunculan teknologi selalu didasari oleh kepentingan politik KM-isme.
Setiap revolusi industri dimulai oleh Ahli Tangan. Mesin Uap, Listrik, Internet pasti dibuat oleh Ahli Tangan, itu jelas karena infrastruk pasti didesain oleh Ahli Tangan. KM mengutarakan bahwa kerja adalah merubah nilai menjadi komoditas, itu artinya Ahli Tangan adalah tokoh utama dalam perkembangan Ekonomi. Kita boleh berbendapat bahwa pandangan KM tidak relevan pada jaman sekarang bahkan mati. Tapi kita lupa segala sistem bisnis yang muncul setelah Revolusi Industri (Baik 1, 2 atau 3) bergantung pada infrastruktur yang ada. Dahulu sistem bisnsis hanya sekadar tukar menukar barang yang sederhana. Setelah revolusi 1 muncul produksi besar besaran baik di tekstil atau batu bara, yang menyebabkan biaya produksi bisa ditekan dan hasilnya bisa dinaikkan. Sekarang macam jual beli kita lakukan melalui jaringan internet, kita sebenarnya telah menyetujui ide dasar dari KM bahwa Infrastruktur mempengaruhi pola daya beli, dan mempengaruhi sistem kerja, artinya Kerja untuk Infrastruktur mempengaruhi sistem perdagangan. KM telah melampaui DR.
Agum Gumelar boleh berpendapat bahwa China sekarang mengikuti DR. Sayangnya argumennya rancu, "Bagi Xi Jin Ping kucing hitam ataupun putih sama saja asal bisa menangkap tikus." Argumen itu jelas menunjukan bahwa pandangan Xi Jin Ping adalah pandangan KM, kita tidak melihat identitas asal dia bisa bekerja, itu berarti Kucing yang diinginkan Xi Jin Ping adalah kucing pekerja. Lain halnya dengan pandangan bahwa "Kucing hitam ataupun putih asal yang mana yang bisa dijual harganya lebih mahal itu yang dia pilih.", itu baru pandangan Anti KM.
Walaupun KM telah melampaui DR beberapa hal memang perlu dikritik. Kita melihat kasus Jepang pasca Bom Herosima-Nagasaki, ketimbang dia membangun infrastruktrur pasca bom atom. Hirohito lebih memilih perbaikan di Suprastruktur kesadaran, yaitu pendidikan, baru setalah itu mulai memperdagangkan produk Jepang (Miyabi, Maria Ozawa, dkk). KM menang dari DR dalam hal Ekonomi, tapi argumen KM telah gagal membuktikan bahwa Infrastrukur (Ekonomi) membangun Supratruktur, tapi justru Suprastruktur yang membangun Ekonomi. KR hanya tidak relevan di titik itu.
Era-Modern semakin banyak yang berargumen padangan KR dalam ekonomi telah gagal. Pandangan KR sebenarnya hanya gagal dari yang disebutkan tadi, tapi dalam ekonomi sampai sekarang lebih masuk diterima masyarakat modern. Pandangan Wheelen dalam Sustainable Development yang menunjukan bahwa pembangunan sistem bisnis bergantung dari kesejahteran penduduk. Mendukung bahwa kesejahteraan umat, atau sustainable lingkungan lebih diperhatikan dari pada untung. Bahkan pandangan Bruce Henderson dalam BCG, lebih menyetujui KR dari pada DR ketika harga bahan dan produksi linear memiliki bisnis yang lebih stabil ketimbang pandangan DR yang menumpuk keuntungan pada titik tertentu.
Comments
Post a Comment