Tak Semua Agamis itu

Tak semua agamis itu menjalankan perintah agamanya. Setidaknya itu yang diutarakan Sukarno pada bagian awal tulisannya yang dibukukan berjudul "Dibawah Bendera Revolusi jilid 1". Sukarno menuliskan bahwa sebenarnya Marxisme mendukung Islam. Dia menyampaikan ayat bahwa riba itu haram, dan itu sepaham dengan pandangan dari Marxisme. Orang-orang yang menentang ajaran Marx sebenarnya telah menentang agama Islam itu sendiri, sampainya. Memang ada ajaran dalam Marx yang menentang agama, yaitu adalah agama sebagai candu, tapi sayangnya agama di barat waktu itu terkadang menarik pungutan dari anggotanya dan dimanfaatkan oleh petinggi di Gereja misalkan untuk kepentingan pribadi, alasan inilah yang mengakibatkan Marx juga menentang Agama. 

Mayoritas Indonesia adalah Islam dan Marx sejalan dengan Islam. Islam itu sosialis. Kita bahkan berkurban dan dibagikan kedalam masyarakat. Andaikan Marx tinggal di Indonesia mungkin Marx tidak sekeras itu menentang Agama. 

Sekalipun Islam mengajarkan kita untuk menentang riba dan mengumpulkan uang banyak dan dibelanjakan bukan di Jalan Allah, tapi ada saja Kiyai di Indonesia yang memanfaatkan posisinya, dia menjual Agamanya untuk mengumpulkan uang untuk memperkaya dirinya untuk kepentingan pribadi. Itulah mengapa D.N. Aidit menyerukan ada setan-setan kecil di Desa, dan itu ditujukan pada kiyai disana. Tidak semua Kiyai sungguh sungguh menjalankan ajaran agama Islam. 

Kapitalisme adalah musuh nyata untuk Umat Islam dan Marxisme, itulah yang disampaikan Sukarno. Tidak seharusnya itu berseteru, karena lawan nyata bagi mereka adalah sistem pendindasan melalui kapitalisme dan imperialisme.

Mengapa ada Imperialisme? Sukarno menuturkan bahwa Imperialisme dilakukan karena di Negara mereka tidak sekaya di Indonesia. Mereka adalah bangsa yang miskin karena saking laparnya mereka merampok, sudah sepantasnya Marxisme dan Islamisme bersatu. Unkap Sukarno. 

Comments

Popular posts from this blog

Apolonian dan Dynosian Sekaligus

Install Driver WiFi

Privacy ADB GMS