Metafisika Postmodern : "Ada" itu Seperti Lamaran digantung.
Bagi kalian yang pernah nglamar orang terus digantung, antara dijawab atau tidak. Bahkan sampai keselnya sampai minta buat ditolak. Selamat, jika anda pernah di gantung anda telah mempelajari Nietzsche untuk bisa mengafirmasi ya dan tidak sekaligus. Manusia yang melampaui akan bisa menghadapi ya atau tidak atau bahkan ya dan tidak sekaligus. Tapi ada yang menarik ketika menhadapi tetaki penggantungan diri anda, seperti beragam pertanyaan dan kesimpulan muncul di kepala anda, jika anda beruntung anda mungkin bisa menjadi seorang filsuf besar melalui fenomena ini, kalau mungkin anda juga bisa mendapatkan Nobel.
Teka teki yang tak berujung, bahkan kegamangan dimodelkan menurut Rumi bahwa Tuhan memang tidak bisa didefinisikan. Kalau dia bisa didefinisikan maka dia bukan Tuhan lagi. Tapi melalui model Tuhan menurut Kierkegaard, Tuhan memang tidak bisa didefinisikan tapi bisa didekati. Mungkin itulah salah satu fungsi agama yaitu untuk bisa mendekati Tuhan.
Melalui model Tuhan, "Ada" dijelaskan oleh Francis Clementine Bretano. bahwa dengan segala macam framework untuk mendekati makna "Ada" kita tidak akan pernah sampai pada penjelasan apa itu "Ada" sendiri. Hanya sang Eksisten yang bisa mengerti tapi mendefinisikan itu susah. Kalau menurut bahasa Cak Nun, kalian akan susah mendefiniskan rasa Asam, Manis dan Asin, begitulah Cak Nun menjelaskan Eksistensi. Rasa Asam bisa di dekati tapi tidak pernah bisa didefinisikan rasa itu seperti Apa.
Lalu apa membandingan ini dengan peng-"gantungan" lamaran itu. Ketika kita kaji lagi, dalam kecemasan kita punya harapan untuk lamaran itu diterima, kemudian bernegosiasi lagi untuk ditolak. Saling tolak ukur tapi kita tidak pernah mendapatkan definisi yang jelas tentang jawaban itu. Karena memang status anda di "gantung", (tapi bersyukurlah, peristiwa ini sedang menunjukan bahwa anda sedang diajari tentang Different milik Jacques Derrida).
Jacques Derrida memiliki pemikiran yang cukup komplex. Bahkan ada juga yang menyatakan bahwa jika anda membaca Karl Marx masih telalu Jauh untuk membaca Derrida. Tapi model digantung lamaran adalah methode yang bagus untuk menggambarkannya. "Ada" itu seperti lamaran di gantung. Dia terus berkontraksi dan berelaksasi pada oposisi biner tentang sebenarnya apa yang terjadi, apakah saya di terima atau ditolak. Tapi sikap kita menghadapi kasus ini menentukan kita untuk bisa membangun masa depan. Kita berkaca pada pandangan Heidegger ketika dia mengungkapkan bahwa bereksistensi adalah cara kita membangun masa depan. Lamaran digantung cukup untuk menjelaskan hampir seluruh buku Derrida setebal 440 halaman.
Comments
Post a Comment