Krisis Stagnansi

Hari ini kamis tapi apakah ada acara kamisan, karena besok adalah jum'at pasti akan ada acara jum'atan. Hari ini memang melelahkan secara mental mungkin saya terlalu temprament jadi kenapa harus dusesali. Tempramen yang bagus itu sebenernya seperti apa? Aku tidak mengerti lagi sih.

Dan cerita banyak pun mulai bermunculan, dia hanya bisa menatap layarnnya.

Krisis Stagnansi

Apakah Indonesia benar-benar mengalami krisis identitas? Bisa jadi. Orang Indonesia dibuat terlalu minder dengan orang asing. Banyak yang menilai orang bule lebih bagus dari orang Indonesia bagi orang Indonesia sendiri. Sering kita jumpai orang Indonesia mulai mencoba mengobati keminderannya. Kadang kita juga menonton acara Endgame Gita Wirjawan di Youtube. Gita membahas banyak tentang prestasi-prestasi di dunia. Usaha Gita Wirjawan memang bagus, dan bisa kita apresiasi.

Kasus catur di Indonesia sepertinya krisis Identitas di negara Indonesia menjadi semakin mengejawantahkannya. Karena Krisis Indentias sudah mulai banyak yang convern dan mengusahakan untuk mengatasinya, kali ini saya akan membahas tentang krisis stagnansi.

Stagnansi dan mengakibatkan kebosanan menjadi masalah sekarang? Sebenernya ini tidak begitu jelas tapi kebosanan yang menyebabkan kita menganggur bukan hanya karena tidak ada pekerjaan yang menghasilkan uang tapi juga tidak ada pekerjaan yang membuat kita menerima diri kita. Mungkin orang-orang seperti ini tidak memiliki hobi. Apakah tidak memiliki hobi itu berbahaya? Krisis stagnansi mengakibatkan segala aktifitas yang menyejutkan menjadi benar-benar berdampak besar pada media sekarang ini.

Kita terlalu terdoktrin bahwa kerja adalah proses mencari uang. Padahal kerja adalah usaha yang dilakukan pada waktu tertentu. Kita melihat dengan gaya tertentu untuk menggerakan benda maka itu usaha. Atau jika itu tidak bergerak itu gaya-gaya doang ha ha ha, komedi macam apa ini?

Haruskah kita setuju dengan ungkapan dari Bertrand Russel bahwa ketidakmampuan mengatasi kebosanan akan membuat kerdil dirinya sendiri? Boleh dipercaya dan boleh tidak dipercaya.

Aku percaya pada cinta itu sendiri pada hari ini apakah besok juga?

Budak Cinta

Apakah cinta benar-benar punya jawabannya? Cinta memang gila sayang itulah lantunan dari drama india itu. Tu je dekha to ye ja na sanam.  Pernahkah kita membandingkan kisah cinta orang Indonesia dan drama india itu benar-benar lain. Bisakah kita membandingkan orang Indonesia dan orang India di Kualitas filmnya, bisa saja. Banyak orang indonesia yang menonton Tv dan dan mungkin banyak orang India yang menonton televisi juga. 

Apakah pembentukan pola pikir bisa terjadi pada diri kita sendiri ketika kita menonton televisi?

Ini bagian menarik sih, sebenarnya perilaku dari netizen indonesia mungkin dibentuk dari tontonan dia dan orang tua mereka. Orang Indonesia itu terlalu menilai baik dan buruk dengan sangat diskit. Apa yang baik dimatanya berarti tidak mungkin berbuat salah dan sebalikanya. Kayaknya itulah yang diamati dari perjalanan sinetron di Indonesia. Jadi haruskah televisi bertanggung jawab atas kondisi Indonesia sekarang? Bisa jadi iya bisa jadi tidak. Yang jelas ini masih nisbi.


Comments

Popular posts from this blog

Apolonian dan Dynosian Sekaligus

Install Driver WiFi

Privacy ADB GMS