348. Kombo
348. Menarik ketika kita mencoba membahas Karl Marx karena Ideologinya terlarang di negera ini. Tapi kali ini saya akan membahas tentang Ekonomi-nya dalam das Kapital. Ini tidak melanggar undang-undang karena yang dibahas adalah Karl Marx sebagai analisa Ekonomi. Bagi Karl Marx uang adalah bentuk keadilan, juga bentuk kebebasan yang mirip dibahas oleh George Simmel dalam Philosopie der Gelden. Kita akan melihat ketika seorang anak yang diberi uang 50 Juta akan memiliki kebebasan lebih dari pada orang yang diberi 5 ribu. Minimal dengan semua ide yang dimiliki anak akan cenderung untuk berbelanja lebih mudah dengan uang yang lebih banyak. Tapi apakah itu benar akan membangun suprastruktur kesadaran dari sang anak? Mungkin yang 50 Juta yang diberikan orang tua pada anak bisa dipakai ke Perancis 2 kali pulang balik, misal harga tiketnya adalah 12.5 juta rupiah. Anak yang memilki uang 5 rb paling hanya bisa membeli kuota yang sedikit. Tapi dengan kuota itu mungkin bisa mendownload sebuah buku yang menjelaskan semua kota didunia. Anak yang pertama mengenali Perancis hanya sebatas bandara naik pesawat dan cara berkomunikasi dengan mereka. Anak kedua bisa menjadi lebih banyak. Tapi semua bergantung pada alokasi dari penggunaan uang yang diberikan. Disini belum jelas memang bagaimana ekonomi bisa membantu membangun suprastruktur kesadaran. Tapi memiliki suprastruktur kesadaran yang tepat bisa mengefisiensikan dan mengefektifkan kebutuhan sang anak. Iya memang semua tergantuk desain yang ingin dibawa oleh apa yang akan kita tentukan nanti.
Bagi Marx uang adalah kebebasan. Tapi mungkin saya lebih setuju dengan pandangan Jean Paul Sartre bahwa kebebasan masih bertingkat. Uang terlalu fisik untuk merepresentasikan kebebasan. Hasilnya itu mudah untuk dianalisa. Sayangnya kebebasan yang terlalu mudah direpresentasikan juga menjadi mudah untuk menjadi bahan doktrinasi. Iya kita bisa dengan mudah membatasi sebuah kondisi dengan uang. Bagus untuk metode reduksionis, karena analisa secara kualitatif lebih bisa dipertanggungjawabkan.
Tapi kebebasan manusia tidak seterbatas batasan reduksionis dalam kerangka Cartesian. Manusia memahami juga tentang nilai moral, walaupun nilai moral juga bisa menjadi sebuah belenggu baru untuk menjerat manusia. Kita bisa sisiskan uang tadi untuk pergi umroh misalkan. Kita telah mentranformasi kebebasan uang tadi menjadi kebebasan yang baru. Dia menjadi pergi ke Arab misalkan, dan mereka bia melihat onta. Tapi mana yang lebih tinggi, uang atau melihat onta di arab. Kalau dari paragraf ini jelas bahwa Uang yang mengadakan itu. Marx menang jika kita berargument dengan itu. Tetapi ketika kita melihat unta di padang pasir apakah kita bisa mengenali Unta tersebut? Jangan jangan yang dilihat adalah siluman kambing. Dan disini kita akan menyadari lagi sesuatu yang tidak bisa di uangkan, yaitu kebebasan kita ketika kita menafsirkan unta. Mungkin kita akan melihatnya sebagai bahan makanan atau mungkin sebagai kendaraan berkaki empat. Kita akan melihat bahwa sekalipun uang memiliki otonomi untuk menentukan kehidupan yang mengalami, tapi kita juga menyadari bahwa uang juga dibatasi oleh kesadaran yang mengalami. Coba sederhanya kita berikan uang itu kepada bayi 1 Milyar, dan kepada orang normal berusia 27 tahun 1 Milyar. Kebebasan itu akan bernilai lain.
Comments
Post a Comment