Derbicara atau Dihormati

Ada sesuatu yang mengusik pikiran dari Raya, "Apakah dihormati itu sebuah kompetensi atau bukan?". Raya berkeliling dunia dari ekor naga hingga taring naga, untuk menjawab pertanyaan itu.  "Jika ternyata dihormati adalah sebuah kompetensi maka sebaiknya ada sebuah standar untuk menentukan orang itu bagus dihormati atau jelek dihormati." 

Seperti halnya berbicara, bicara jelas merupakan sebuah kompetensi. Raya melihat hal itu disekolahnya. Setiap hari dia dilatih untuk berbicara di depan kelas. Berbicara dengan bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Matematika, bahkan Bahasa Pemrograman. Raya sangat berterima kasih pada bahasa, tanpa bahasa mungkin dia tidak akan pernah bisa berbicara. Untuk itu dia selalu belajar, bahkan hingga ke perguruan tinggi untuk belajar berbicara. 

"Apakah dengar bukan merupakan kompetensi?" sebenarnya dengar merupakan salah satu kompetensi dalam bahasa. Kita pernah menghadapi kasus test reading, speaking dan pastinya listening.

Lalu bagaimana dihormati? Bisakah menjadi kompetensi? Jelas bisa, kita mungkin perlu membuat sebuah kurikulum atau bahkan Jurusan untuk memfasilitasi itu. Biar semua orang yang dihormati adalah orang-orang yang kompeten, maksudnya ada standar-standar dimana dihormati membutuhkan sebuah uji kompetensi. Semisal selalu berbohong, atau suka menuduh. Tanpa adanya kompetensi yang ditunjukan oleh sertfikasi dihormati sebaiknya kita tidak menyebut bahwa orang itu layak dihormati.

Comments

Popular posts from this blog

Apolonian dan Dynosian Sekaligus

Install Driver WiFi

Privacy ADB GMS