Posts

Showing posts from April, 2020

Soren Abyee Kierkegaard vs Corona

Hari itu mungkin menjadi peristiwa eksistensialis bagi Soren Kierkegaard yang cukup berkesan. Bukan ketika lamaranya ditolak 2 kali oleh Regina Olsen, bukan juga permintaan dari Regina Olsen dan Bapaknya Regina Olsen yang justru meminta Soren Kierkegaard untuk menikahi Olsen. Waktu itu dia hanya menjawab, "Ada duri dalam daging", tapi dalam Either Or Kierkegaard mengkontemplasikannya dalam dilema yang rumit, dia menuliskan "Tidak menikah salah, menikah juga salah", hingga akhirnya dia pun menyimpulkan manusia memang dikutuk untuk salah, Lalu bagaimana jika Soren Kierkegaard dihadapkan dengan Corona dan Ancaman PHK, dia hanya menyimpulkan bahwa, Kerja salah karena ada Corona, tapi tidak kerja juga salah karena dia tidak bisa hidup tanpa kerja, mungkin itu jawaban Kierkegaard. Keimanan membutuhkan lompatan Spiritual, tapi sang eksisten lah yang bisa mengambil keputusan, terlepas dari refleksi yang pernah dialami sebagian orang. Kierkegaard memilih untuk menolak la

Kerinduan vs Tristan

"Hai kerinduan, mengapa engkau tidak mau lenyap dariku? Enyahlah, aku muak denganmu" "Hi Tristan yang tidak tau diri, engkau lupa? tiap ada aku engkau terus berkarya ?" "Hai Kerinduan, engkau bagai parasit, yang terus menghisapku menjadi tak berdaya, dan terus berkarya." "Hi Tristan maka berterima kasihlah padaku," ucap kerinduan. "Hai Kerinduan, aku berterima kasih pada mu. Karena tanpa parasit aku takkan menjelma menjadi lebih tinggi." "Hai Tristan sekarang engkau tahu diri." "Hai kerinduan, ane mau tidur, jangan terus engkau paksa aku bekerja," "Hai Tristan, loe kagak tahu diri lagi, Karena gue akan membuatmu menjadi legenda." "Hai Kerinduan, untuk apa title legenda buatku, aku tak membutuhkan apapun." "Biar edgy, wkwkwkwk". jawab kerinduan.

FPP vs Salafi

Dua hari yang lalu aku melihat ada orang berseragam pembela pancasila yang berteriak di jalan rame-rame di depan toko buku salafi. Sebagai seorang mutan karena saya sendiri seorang yang pernah ngaji sama salfi dan juga ngaji di pesantren, bahkan ngaji di salihara. Konflik kalangan bawah seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Toko buku diserang pembela pancasila, yang saya cek bukunya memang berisi kitab dari Ibnu Qoyim dsb, tapi saya juga menemukan karya imam Ghozali yang berjudul Minhajul Abidin kedua buku tersebut pernah saya baca di pesantren 6 tahun yang lalu. Sayangnya tidak ada yang signifikan dari konten tersebut, baik dari Ibnu Qoyyim ataupun Imam Ghazali memiliki karakteristik yang hampir sama, keduanya membahas tentang beragam penyakit jiwa dan penyelesaian secara fiqih. Apakah kitab tersebut anti pada pancasila, jelas Ibnu Qoyim tidak tahu tentang pancasila waktu dia menuliskan kitab Madarijus Saliqin. Ataupun Imam Ghozali, bahkan Rumi sekalipun yang sering diagungkan