Posts

Showing posts from June, 2021

Derbicara atau Dihormati

Ada sesuatu yang mengusik pikiran dari Raya, "Apakah dihormati itu sebuah kompetensi atau bukan?". Raya berkeliling dunia dari ekor naga hingga taring naga, untuk menjawab pertanyaan itu.  "Jika ternyata dihormati adalah sebuah kompetensi maka sebaiknya ada sebuah standar untuk menentukan orang itu bagus dihormati atau jelek dihormati."  Seperti halnya berbicara, bicara jelas merupakan sebuah kompetensi. Raya melihat hal itu disekolahnya. Setiap hari dia dilatih untuk berbicara di depan kelas. Berbicara dengan bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Matematika, bahkan Bahasa Pemrograman. Raya sangat berterima kasih pada bahasa, tanpa bahasa mungkin dia tidak akan pernah bisa berbicara. Untuk itu dia selalu belajar, bahkan hingga ke perguruan tinggi untuk belajar berbicara.  "Apakah dengar bukan merupakan kompetensi?" sebenarnya dengar merupakan salah satu kompetensi dalam bahasa. Kita pernah menghadapi kasus test reading, speaking dan pastinya listening.

Sitar pergi ke Pasar Onlen

* Disclaimer tokoh dalam cerita ini hanya tokoh fiksi. Siter pergi ke pasar Online. Namun, tidak seperti kebanyak orang pergi ke pasar online untuk menjual baju atau kosmetik. Siter ingin menjual propaganda, dia berharap bahwa pandangannya akan demokrasi bisa disampaikan melalui platform media sosial.  Mungkin Siter berfikir bahwa platform media sosial bisa dianggapnya seperti sebuah kota Polis yang pernah ada di zaman Yunani kuno. Kita melihat bahwa setiap komentar yang dituliskan pada jejaring sosial bisa dilakukan dengan mudah, layaknya demokrasi era Yunani Kuno. Siter mungkin lupa walau mungkin dia bisa berfikir bahwa platform media sosial dibuat untuk melakukan diskusi atau semacamnya namun ada otorisasi dari pembuatan kebijakan dari penentu media sosial. Siterpun kemudian bertanya bagaimana jika kita meletakan batasan-batasan polis yang telah dilakukan di jaman yunani kuno untuk diletekan di platform media sosial? Iya mungkin bisa saja menurut pandangan si Martin, tapi pandangan

Kita Mengetahui

 Kita banyak mengetahui sesuatu yang ktia tidak ketahui. Hari itu aku terbangun dalam keadaan yang sakit. Aku bermimpi cukup aneh. Aku melihat terjadi penyakngutan antara kabel dan tanaman dan aku mencoba untuk memotong tanaman itu ternyata hal itu justru membuatnya memotong jari tengah kakiku. Sampai siang ini aku masih merasakan sakitnya potongan pisau itu.

Sodakoh Uang Itu Gampang

Sodaqoh uang itu gampang. Anda cukup punya uang dan memberikannya. Paling masalahnyaaa tepat sasaran atau tidak? Kalau anda berikan uang ke pengusaha yang jago mungkin anda akan mendapati kembali uang itu kembali lebih banyak, kalau anda memberikannya ke orang yang malas mungkin pahalanya hanya akan akan dapat menghidupi satu orang itu saja. Mungkin tulisan ini menyetujui pandangan Pak Akhmad Khotib bahwa sodaqoh melulu bukan sekedar memberikan beras.  Bisa jadi kerja yang anda lakukan akan mendatangkan revenue yang besar ke perusahaan anda dan memberikan kesempatan orang banyak bekerja dan melanjutkan hidupnya. Awalnya mungkin anda hanya ingin gaji saja tapi karena anda menjalaninya sebagai ibadah, bisa jadi kerja dibayar anda justru lebih besar dan berpahala berganda dari pada sodaqoh beras anda.  Buku adalah investasi yang bagus. Karena jika anda sudah selesai membacanya anda tetap medapatkan itu sebagai aset yang bisa dijual lagi tergantung anda memanajemennya. Jika anda terus memb

Membaca Buku

Mungkin akan ada pertanyaan, dari mana anda memulai membaca buku? Iya waktu itu saya bertanya pada dosen saya yang bernama Pak Suhartono, pertanyaannya sangat alay, "Bagaimana cara saya menjadi engineer terbaik seantero jagad?", dan pertanyaan itu saya tanyakan terus ke dosen lainnya. 67 persen mereka menjawab dengan cara membaca buku. Mungkin sejak itu saya mulai menilik lagi proses literasi. Saya memulai membaca buku. Dulu mungkin saya sangat antusias dengan soal-soal dalam buku tersebut untuk dikerjakan, namun hal itu cukup membuat saya lelah.  Suatu hari saya sepertinya mulai kehilangan kesadaran pada pikiran saya. Kegelisahan dalam pikiran saya itu banyak muncul. Jadi bagaimana seorang yang ingin mencapai cita-cita "menjadi seorang engineer terbaik seantero jagad" bisa tercapai dengan kecerdasan yang menumpul. Nah karena pikiran saya yang mulai kurang berkualitas saya kemudian menaikkan kuantitas membaca buku untuk subsidi kecerdasan saya yang mulai tumpul.  Ad